
Some of the Alang-alang Weaver are women. They no less neat, but they lost in the speed with male weaver. The average male craftsmen can weave reeds 25-30 pieces per day. While women ranged from 15 to 25 pieces per day. Depending on the thickness of the Alang-alang.
There are three types of reed thickness. All have appropriations different. In Bali, thick reeds used for building temples and holy places. Secondary thickness used for residences and the usual resorts or villas. Meanwhile, a thin reed used for commercial buildings such as shops, warehouses or simple villas. All have the installation techniques and special treatment so that the weeds installed perfectly.
Pengrajin alang-alang memerlukan keahlian khusus. Diperlukan cengkraman tangan yang kuat supaya ikatan alang-alang tidak melorot dan kesabaran yang tinggi karena semua alang-alang itu dianyam satu demi satu. Jika tidak terbiasa memegang alang-alang akan menimbulkan gatal dan luka goresan di sekujur tangan.
Sebagian dari pengrajin alang-alang adalah perempuan. Meskipun tak kalah rapinya, tapi mereka kalah dalam kecepatan dengan pengrajin laki-laki. Rata-rata pengrajin laki laki dapat menganyam alang-alang 25-30 lembar per hari. Sedangkan perempuan berkisar antara 15 hingga 25 lembar per hari. Tergantung dari tingkat ketebalan alang-alangnya.
Ada tiga tipe ketebalan alang-alang. Kesemuanya memiliki peruntukan yang berbeda-beda. Di Bali, alang-alang tebal biasa digunakan untuk bangunan puri dan tempat suci. Alang-alang ketebalan menengah digunakan untuk rumah tinggal biasa atau villa dan resort. Sementara itu alang-alang tipis digunakan untuk bangunan komersial seperti warung, gudang atau villa-villa sederhana. Semuanya memiliki teknik pemasangan dan perlakuan khusus supaya alang-alang terpasang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar